Ka'bah

Ka'bah

Senin, 04 Januari 2010

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Pencarian Pengobatan Pada Pria Dengan PMS-HIV/AIDS Di Jakarta, Surabaya dan Menado tahun 2000

Efy Afifah

Abstrak
Masalah Penyakit Menular Seksual (PMS-HIV/AIDS di Indonesia saat ini merupakan hal yang patut diwaspadai dan diantisipasi lebih dini, mengingat prevalensinya yang meningkat. Salah satu faktor yang berperan dalam penanggulangan PMS-HIV/AIDS adalah perilaku pencarian pengobatan yang masih rendah khususnya pada kelompok pria. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pencarian pengobatan pada pria dengan PMS-HIV/AIDS di Jakarta, Surabaya dan Menado. Rancangan penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan pendekatan studi potong lintang (cross sectional), dengan pengolahan data menggunakan analisis regresi logistik ganda yang menggunakan data Behavioral Surveillence Survey PMS-HIV/AIDS tahun 2000. Jumlah sampel yang terlibat 624 responden. Hasil penelitian ini menunjukkan 75,3% proporsi perilaku pencarian pengobatan kurang baik. Tidak ada hubungan yang bermakna antara umur,status perkawinan,sumber informasi dengna perilaku pencarian pengobatan. Variabel pengetahuan dan pendidikan berhubungan secara bermakna dengan perilaku pencarian pengobatan dan tidak ada interaksi antara pendidikan dan pengetahuan. Responden yang berpengetahuan kurang berpeluang 1,8 kali (95%CI: 1,1724-2,6442) melakukan pencarian pencarian pengobatan kurang baik dibandingkan dengan responden yang berpengetahuan baik setelah dikontrol variabel pendidikan. Responden yang berpendidikan rendah berpeluang 1,7 kali (95% CI: 1,0236-2,5805) melakukan pencarian pengobatan kurang baik dibandingkan responden yang berpendidikan tinggi setelah dikontrol variabel pengetahuan. Rekomendasi telah disampaikan pada pemerintah untuk menjadikan program tetap dan pengalokasian dana tidak hanya untuk pengobatan juga untuk pelayanan kesehatan dan konseling dan penelitian lebih lanjut untuk menggali lebih dalam alasan responden yang tidak melakukan pencarian pengobatan perlu pula untuk dilakukan

Kata kunci: perilaku pencarian pengobatan pria, STD-HIV/AIDS

Abstract
Currenly, a sexual transmitted disease (STD)-HIV/AIDS in Indonesia, is an issue that every individual should concern and anticipate, this is because its prevalency increases. The strategic position of Indonesia is considered susceptible to the pandemy of HIV/AIDS. One of the factors which play an important role in controlling the STD-HIV/AIDS is a low rate health seeking behaviour among male subjects. The purpose of the study was to identify factors influencing to health seeking behaviour of male subjects with STD-HIV/AIDS in Jakarta, Surabaya and Menado. The design of the study was descriptive explorative using cross sectional approach. A multiple logistic regression was used to analyse the secondary data from behavioral surveillance surveillance survey of STD-HIV/AIDS in 2000. The number of sampel was 624 respondents. The findings showed that proportion of male health seeking behaviour is low (75,3%, N= 624). There are no relationships between age, marital status,, and information sources with the health seeking behavior. The variables of education and knowledge relationship with health seeking behaviour and there is no interaction between education and knowledge. Respondents with limited knowledge have the possibilities 1,8 times to have poor health seeking behaviour (95% CI:1,1725-2,6442) compares to those who have higher education after being controlled by knowledge variable . Some recommendations were contributed to government to create the prevention program of STD-HIV/AIDS as an annual program and to allocate fund which is only for medication but also for the health and counseling services. Further study needs to be done to explore more detailed explanations why respondents do not seek for health care.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar